Webinar Kiat Ekspor Ritel Produk Rumahan

Selama ini kita mungkin berpikiran bahwa untuk melakukan ekspor itu harus dalam jumlah besar 1 kontainer, mahal biayanya, ekspor itu ribet dan rumit terkait perizinan dan bea cukai. Apakah benar seperti itu? Ternyata tidak.

Untuk merubah mindset tentang ekspor, pada hari Ahad, 29 Agustus 2021 Yayasan Peradaban Nuswantara (YPN), bekerjasama dengan Bank BRI Blitar, Toko Pertanian Baroya, dan Annisa Fashion mengadakan acara Webinar dengan Judul “Kiat Ekspor Ritel Produk Rumahan”.

Webinar diikuti oleh pelaku bisnis UMKM kecil dan mikro, pegiat ekonomi desa serta Pengurus YPN. Dalam sambutan selaku Ketua Bidang Ekonomi dan Pengembangan Sumber Daya, Sitatul Nurasiah, SP mengungkapkan bahwa webinar ini adalah bagian dari Program Kerja Bidang 2 yang bertujuan untuk merubah mindset tentang ekspor, menambah wawasan tentang ekspor dan bagi pelaku UMKM bisa meningkatkan omzet usahanya.

Sebagai pemateri dalam webinar ini adalah Abdul Aziz yang lebih dikenal dengan panggilan Kang Aziz, Ketua LPNU (Lembaga Perekonomian NU) Kabupaten Blitar, owner Hokindo.net yang telah sukses mengekspor 26 kontainer ke Hongkong produk opak gambir, makanan tradisional dan beberapa buah-buahan.

Dalam pemaparannya Kang Aziz mendorong para pengusaha rumahan untuk memasarkan produknya ke pasar ekspor. Peluang ekspor sangat besar, karena banyaknya pekerja migrant asal Indonesia yang bekerja diluar negeri dan rindu akan produk-produk serta makanan asal Indonesia.

Dorongan itu disampaikan Kang Aziz, untuk mengangkat semangat pengusaha produk rumahan agar memaksimalkan potensi pasar yang ada. Apalagi produk olahan rumahan di Indonesia jenisnya sangat beragam.

Hasil riset sederhana yang dilakukan terhadap pekerja migrant yang ada di Hongkong menunjukkan rata-rata pekerja migrant selama satu bulan membelanjakan uangnya untuk produk dari Indonesia sebesar 1 juta rupiah. Dengan jumlah 180 ribu pekerja migrant yang berdiaspora disana, potensi market produk Indonesia sebesar 180 milyar perbulan.

Agar produk ritel rumahan bisa menembus pasar ekspor memerlukan sejumlah penanganan khusus yang perlu diperhatikan. Mengingat diluar negeri produk ekspor juga harus bersaing dengan kompetitor yang lain.

“kita harus membaca peluang yang ada di luar negeri yang akan dituju sebagai tempat pemasaran produk kita, biar produknya laku disana,” ungkapnya.

Kang Aziz melanjutkan bahwa banyaknya pekerja migrant asal Indonesia yang berdiaspora di luar negeri, tentunya banyak dari mereka yang merindukan kuliner asli buatan Indonesia.

“Petai, Jengkol, Pindang, dan buntil daun papaya adalah salah satu contoh produk ekspor yang bisa dikirim ke Hongkong, Singapura atau negara yang lain selama ada pekerja migrant,” tambahnya.

Selain kuliner yang dirindukan (klangenan) masyarakat Indonesia, syarat lainnya, lanjut Kang Aziz adalah produk harus dikemas dengan baik, salah satu alasannya karena produk yang dipasarkan menempuh perjalanan yang cukup jauh.

“ Kemasan yang baik itu bukan yang mewah, tapi kemasannya dibuat sederhana dan kuat,” sergahnya.

Tak lupa, Kang Aziz juga berpesan agar pengusaha produk ritel rumahan terus membaca peluang yang ada, tidak hanya menggeluti produk yang saat ini sudah dijalankan.

“Produk rumahan bisa diekspor dalam kontainer lewat jalur laut, tentunya dengan volume yang besar, cara lain yang bisa dilakukan adalah pengiriman melalui jalur udara yang tentunya lebih cepat, murah bahkan bisa ekspor dalam jumlah kecil, misalkan hanya kirim 1kg maupun 1 ekor daging ayam.” tandasnya.

Saking menariknya acara ini dan banyaknya pertanyaan, tak terasa acara selesai setengah jam lebih lama dari waktu yang telah dijadwalkan panitia. Untuk menyimak dan mengikuti lebih lengkap acara webinar Kiat Ekspor Ritel Produk Rumahan, silakan klik link youtube Yayasan Peradaban Nuswantara

Aziz Rifianto

One Thought on “Peluang Ekspor Ritel Produk Rumahan”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *