Webinar Kupas Tuntas Bisnis Gadget di Era Digital

Yayasan Peradaban Nuswantara yang bergerak di Bidang Agama, Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan, dalam rangka meningkatkan dan menginisiasi para entrepreneur muda, mengadakan Webinar pada Sabtu, 26 Februari 2022 dengan tema “Kupas Tuntas Bisnis Gadget di Era Digital”. Sebagai pemateri adalah Mohammad Wildan Arif, S.E., seorang Pengusaha Muda, pemilik dari Marcom (Marhaenindo Communication) yang beralamat di Jalan Veteran no 137 – 141, Kota Blitar, Jawa Timur.

Mohammad Wildan Arif, S.E. dalam Webinar Kupas Tuntas Bisnis Gadget di Era Digital
Mohammad Wildan Arif, S.E. dalam Webinar Kupas Tuntas Bisnis Gadget di Era Digital

Pria kelahiran Malang, 12 Juni 1978, pernah mengenyam Pendidikan di Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Malang, memulai usaha bisnis gadget selama 23 tahun, dimulai tahun 1999 ketika masih menjadi Mahasiswa, dari sales door to door HP second dan kartu perdana, membuka toko HP di Jalan Sumbersari, di sebelah barat Universitas Brawijaya Malang pada tahun 2002, dan memindahkan usahanya ke Kota Blitar mulai tahun 2007 hingga sekarang.

Dengan lima cabang Toko Handphone yang dimilikinya, Marcom Phone memiliki omzet rata-rata sekitar 1.5 Milyar per bulan, bahkan pernah mencapai 3 Milyar. Saat ini pengguna smartphone sekitar 157 juta jiwa dari total 270 juta penduduk Indonesia, seperti disampaikan Imran Rosyadi sebagai moderator yang mengutip data salah satu Lembaga Research.

Imran Rasyadi dalam Webinar Kupas Tuntas Bisnis Gadget di Era Digital
Imran Rasyadi dalam Webinar Kupas Tuntas Bisnis Gadget di Era Digital

Mas Denny begitu panggilan akrab temen-temennya di Blitar, mengawali bisnis handphone dari hobby sejak 1999 dan kemudian ditekuninya secara serius hingga sekarang. Dalam pemaparannya, pemateri menyampaikan bahwa dalam memulai bisnis gadget, modalnya saat itu adalah modal nekat, karena bukan anak pengusaha, tidak memiliki darah pengusaha dan ayahnya hanyalah seorang Umar Bakri (Guru) yang tidak mewariskan harta dan kekayaan kepada anak-anaknya.

Modal awal dalam memulai bisnis adalah sebuah sepeda motor GL Pro, hadiah dari Abahnya yang dihadiahkan karena diterima sebagai Mahasiswa di Universitas Brawijaya. Sepeda motor yang dibeli tahun 1995 seharga 5 juta, biasa digunakan untuk kuliah, berorganisasi sebagai salah satu Ketua PMII Cabang Malang, harus rela dijual sebagai modal usaha, paparnya.

Sepeda yang dibeli sebelum krisis moneter seharga 5juta, dijual pada masa krismon tahun 1999 dihargai sebesar 10juta, uang tersebut digunakan untuk sewa tempat, beli etalase, hp second dan kartu perdana. Awal-awal memulai usaha sempat ditipu salah seorang temannya yang membawa kartu perdana senilai 40juta yang membuatnya sempat down dan mau mengakhiri bisnisnya. Dengan berbekal kesabaran dan istiqomah akhirnya bangkit lagi dan bisa sukses hingga sekarang.

Menurut Mas Wildan, begitu dia biasa dipanggil sahabat-sahabatnya di PMII, Kesuksesan yang dicapai saat ini adalah buah dari ikhtiar, tirakat orang tua serta do’a para Kyai, para Guru dan Ustadz-ustadz yang terus dipanjatkan. Salah satu kunci sukses dalam berbisnis adalah restu dan ridho dari orang tua, istiqomah, menjaga trust dan terus berjejaring baik diorganisasi maupun komunitas hobby.

“Ketika bisnis-bisnis yang lain terdampak akibat pandemi Covid-19, bahkan banyak usaha, bisnis yang berguguran dan harus mem-PHK karyawannya. Justru dua tahun terakhir ini bisnis gadget mengalami peningkatan keuntungan yang cukup significant, karena adanya era baru gaya hidup masyarakat mulai meeting online, balanja online, Sekolah daring dsb,” ungkapnya.

Tingginya antusias dari peserta webinar terkait bisnis gadget, memunculkan beberapa pertanyaan, seperti pertanyaan dari Mas Daniar dari Jakarta yang menanyakan, “apakah membuka bisnis ini membutuhkan modal yang besar? Gadget-gadget kelas high end apakah laku dikota-kota kecil? Begitu juga pertanyaan dari Mbak Sitatul dari Blitar yang menanyakan apakah ada peluang Kerjasama dengan Koperasi Miftahul Huda Asror yang dikelola oleh Yayasan Peradaban Nuswantara?
Saking menarik dan tertariknya peserta dari Kediri, Mbak Rita Aulia bahkan menanyakan hal-hal teknis yang penting, seperti berapa margin keuntungan bisnis gadget?bagimana cara mengelola stock dimana harga gadget sendiri berkisar dari ratusan hingga puluhan juta, bagaimana kalau tidak laku terjual? Ingin tahu lebih lengkap terkait jawaban pemateri terhadap pertanyaan-pertanyaan diatas dapat diklik Channel Youtube Yayasan Peradaban Nuswantara: https://www.youtube.com/watch?v=-JnsrfQgll8

jangan lupa like dan subscribenya.

Berita-berita terkait agenda dan kegiatan Yayasan Peradaban Nuswantara dapat di ikuti di:
www.peradabannuswantara.org
Youtube: https://www.youtube.com/channel/UCDpjjLl-GFadlfRSnJmuS2w.
Fanspage FB: https://www.facebook.com/YayasanPeradabanNuswantara/
IG: https://www.instagram.com/info_ypn/

Aziz Rifianto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *